Belajar dari Lelang jabatan ala jokowi


lelang jabatan indonesia bangkit
Anda pasti sudah tidak asing dengan kata lelang jabatan ala jokowi atau joko widodo selaku gubernur DKI Jakarta. Lelang jabatan ini  sedang hangat dan menjadi topic pembicaraan  akhir-akhir ini ini di beberapa media online dan  jejaring sosial, apalagi menjelang dibukanya pendaftaran online pada hari senin, 8 April 2013 untuk mengisi 311 jabatan yang terdiri dari 44 jabatan camat dan 267 jabatan lurah se DKI melalui website www.jakarta.go.id 

Memang tokoh fenomenal 2012 kita ini seakan tidak akan kehabisan berita sensasionalnya, mulai pemilihan hingga pelantikannya cukup menyita perhatian publik bukan hanya di Jakarta tapi juga diseluruh nusantara. Bahkan  beberapa minggu dilantik kita kembali dikejutkan dengan berita blusukannya, bagaimana turunnya beliau ditengah-tengah masyarakat saat banjir besar melanda Jakarta beberapa waktu lalu hingga rencana pemberlakukan plat no genap ganjil untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, walaupun untuk hal ini masih tertunda yang mungkin masih banyak persiapan yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Tidak berhenti disitu, masih banyak lagi berita yang cukup sensasional yang dapat dikupas, namun dikesempatan ini kita hanya membahas masalah pelaksanaan lelang jabatan Camat dan Lurah.

Ada beberapa alasan, kenapa berita ini menjadi agak hangat menjadi bahan perbincangan antara lain :
  1. Sumber berita yakni sosok jokowi dan basuki sendiri sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang terkenal dengan baju kotak-kotak sewaktu kampanye.
  2. Lokasi berita yakni Jakarta adalah ibukota negara dan pusat pemerintahan sehingga akses informasi lebih cepat.
  3. Isi berita yakni lelang jabatan camat dan lurah. Sudah pasti kita sendiri bingung, karena yang namanya lelang biasanya kita kenal dalam penjualan barang dilakukan secara terbuka didepan khalayak ramai dan pemenang lelang adalah yang memberikan penawaran tertinggi, sementara ini Jabatan Camat dan Lurah di DKI akan dilelang sehingga menimbulkan animo masyarakat untuk mencari dan membaca informasinya.

Dari 3 kriteria ini dapat kita maklum kenapa berita lelang jabatan di DKI lebih heboh dari lelang jabatan atau proses seleksi terbuka  di pemerintah kota (pemkot) samarinda padahal sistem yang hampir sama sudah dilakukan di daerah atau instasi lain. Seperti halnya di Kalimantan Timur, pada hari jum’at tanggal 22 Februari 2013 kemarin  Walikota Samarinda, Kalimantan Timur, yaharie Jaang telah melantik 12 pejabat di daerah itu yang diangkat melalui "lelang" atau proses seleksi terbuka. Sebagaimana dimuat dalam media berita online Antara Kaltim. Begitu juga dengan  Promosi   jabatan  eselon I di LAN yang juga dilakukan secara terbuka untuk mengisi jabatan, Sekretaris Utama, Deputi Bidang Kajian Kebijakan, Deputi Bidang Diklat Aparatur dan Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara, dimana tanggal 15 Maret 2013 kemarin sudah masuk pada proses seleksi. Namun yang sedikit membedakan  dengan seleksi terbuka oleh 2 instansi adalah Pemprov DKI dapat memaksimal penggunaan IT yaitu melalui Jakarta.go.id

Secara  kebetulan Gerakan Indonesia Bangkit  melalui blog http://ib.ayobai.org  untuk memperkenalkan Cara Baru Mengusung Capres 2014 dengan model sistem terbuka, hampir mirip dengan lelang jabatan camat Lurah di DKI.  Perbedaan terletak  pada objek yang di seleksi jika di Jakarta yang diseleksi adalah Camat dan lurah sementara  di Cara Indonesia Bangkit yang diseleksi adalah Calon Presiden , Calon gubernur, Calon Bupati dan calon walikota. Semoga Indonesia Bangkit  mampu memperkenalkan Cara Baru Mengusung Capres 2014 ini dengan belajar dari pemberitaan lelang ala Jokowi  yang juga kebetulan masuk sebagai kandidat Bakal Capres 2014. Mudah-mudahan beliau tergerak hati untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia baru dengan berubah dan bangkit.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Belajar dari Lelang jabatan ala jokowi"