6 tokoh pluralis, tokoh senior dan junior yang tidak pluralis 2013

Jika sebelumnya Cara Indonesia Bangkit telah menyampaikan Ketidakpluralisan Survey Tokoh Capres pluralis. Walaupun berlaku hukum garbage in Garbage out (GIGO) juga dapat berlaku dalam survey. Namun seperti ada yang kurang rasanya jika kritikan terhadap Indikator survey LPI tidak diikuti dengan pemaparan hasil surveynya yang terdiri dari 6 tokoh pluralis dan 6 tokoh senior dan 6 tokoh tidak pluralis Indonesia 2013.

Walaupun informasi dari beberapa media online berita keduanya terpisah, namun menurut kami bahwa Survey ini sepertinya satu project, namun hasilnya yang disampaikan dalam dua gelombang. Penghargaan tokoh pluralis pada tanggal 30 desember 2013 merupakan rilis lanjutan rilis survey yang pertama dilakukan LPI pada awal bulan November 2013 yang menyebutkan Presiden SBY sebagai pribadi yang tidak tegas dan tidak pluralis. Rilis ini yang kami tenggarai sebagai akar permasalahan antara Boni Hargens selaku direktur LPI dengan Ruhut Sitompul selaku anggota DPR dari Demokrat. Mudah-mudahan masing-masing pihak bisa saling cooling down.
6 tokoh pluralis, tokoh senior dan junior yang tidak pluralis 2013


Kembali ke hasil survey LPI yang dikutip dari tribunnews bahwa adapun 6 Tokoh yang dianggap LPI sebagai orang paling pluralis adalah sebagai berikut :

  1. Jokowi di posisi pertama, (Gubernur DKI, Kemungkinan menjadi Capres PDIP)
  2. Hary Tanoe di posisi kedua (cawapres Hanura)
  3. Ali Masykur Musa di posisi ketiga (Capres konvensi Partai Demokrat)
  4. Megawati Soekarnoputri, (Ketua Umum PDI Perjuangan)
  5. Prabowo Subianto, (Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra)
  6. Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem dan pemilik Media Indonesia Group)
LPI membagi survei tokoh tidak pluralis ini ke dalam dua kategori, yakni elite lama yang bergerak dalam politik lebih dari 10 tahun dan elite baru yang bergerak dalam politik kurang dari 10 tahun yang dikutip dari komisi kepolisian . Boleh disebut juga politisi tua dengan politisi muda

Hasilnya, dalam kategori elite lama, ada 6 tokoh yang dianggap LPI sebagai tokoh yang paling tidak pluralis yaitu sebagai berikut :
  1. Gamawan Fauzi (Mendagri) berada pada urutan yang paling jeblok dengan nilai 2,92. 
  2. Djoko Suyanto (Menko Polhukam) dengan nilai (2,96), 
  3. Hayono Isman (capres Konvensi Demokrat) dengan nilai (3,08), 
  4. Hatta Radjasa (Menko Perekonomian) dengan nilai (3,04), 
  5. Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI) dengan nilai (3,49), dan 
  6. Aburizal Bakrie (capres Partai Golkar) dengan nilai (3,55).
Sementara dalam kategori elite baru, ada 6 tokoh capres baru yang dianggap LPI sebagai tokoh yang paling tidak pluralis yaitu sebagai berikut :
  1. Dino Patti Djalal (Dubes RI untuk Amerika Serikat) berada di urutan buncit dengan nilai 3,09. 
  2. Sri Mulyani Indrawati (Mantan Menteri Keuangan) (3,30), 
  3. Gita Wiryawan ( Menteri Perdagangan sekaligus capres Konvensi Demokrat) (3,33), 
  4. Pramono Edhie (capres Konvensi Demokrat) (3,42), 
  5. Chaerul Tanjung (Kandidat capres sekaligus pemilik transmedia grup) dengan nilai (3,52)
  6. Dahlan Iskan (Menteri BUMN sekaligus Capres konvensi demokrat)
Melihat hasil survey LPI ini mengingatkan kita pada survey LSI yang membagi Capres dalam 2 kategori yakni Capres wacana dan capres Riil. Hanya bedanya survey LPI tentang tokoh pluralis digandrungi oleh media, sementara survey LSI yang digawangi Deny JA menjadi bulan-bulanan media. Mudah-mudahan dilain kesempatan cara Indonesia Bangkit bisa membahas ini.

Oleh karena itu mari kita jaga kondusifitas negeri ini dengan tetap menjaga semangat Bhineka tunggal Ika. Walaupun masing-masing kita beda Capres, namun kita satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air. Janganlah menjual pluralism, namun tidak mengakui pluralitas yang ada di Indonesia. Mari kita bersatu membangkitkan kembali semangat para pejuang yang telah mendirikan negara ini.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "6 tokoh pluralis, tokoh senior dan junior yang tidak pluralis 2013"