Masuk Kena Keluar Kena : Pemimpin Serba Salah



Anda mungkin masih ingat judul film dari tokoh lawak tahun era 80-an Warkop DKI alias Dono Kasino Indro Masuk kena Keluar kena. Bila kita telisik lebih dalam bisa menggambarkan kondisi sikap Pemimpin saat ini yang Serba Salah! 

Dalam menyikapi fenomena yang ada atau sikap yang dilakukan oleh seorang pemimpin akan menimbulkan reaksi pada diri kita. Bisa reaksi positif, negatif ataupun netral adalah tiga bagian sikap yang mungkin timbul. Namun reaksi yang muncul biasanya diawali oleh sikap kita sendiri terhadap pemimpin tersebut, jika positif biasanya postitif juga hasilnya demikian juga jika negative maka penilaian negative tentu selalu menghiasi. Maka Cara Indonesia Bangkit berharap semoga positif thinking selalu terjaga. Kenapa mesti positif thinking, ya? Karena jika kita melihat dari berangkat dari negative thinking, maka yang kita lihat dari seseorang adalah sisi buruknya atau kekurangannya dan biasanya sering kali tertutup pintu-pintu positif, berbalik dengan positif thinking yang membuat Anda lebih netral dan jernih melihat secara keseluruhan. Bukan berarti tidak boleh kita mengambil sudut pandang negatif, hal itu boleh dan sah-sah saja sepanjang tidak berlebihan karena selain tidak menguntungkan orang lain juga pada akhirnya akan merugikan diri sendiri secara keseluruhan.

Jika kita kaitkan dengan contoh para pemimpin di negeri ini, bisa kita contohkan di kepemimpinan nasional yaitu Presiden SBY. Sepertinya bisa dikatakan presiden kita seperti kena sindrom Maju Kena Mundur Kena : Pemimpin Serba Salah. Sepertinya sindrom negatif thinking muncul karena kurangnya kepercayaan akibatnya banyak persoalan yang mendera lingkaran dan pemerintahan saat ini sehingga menjadi kritik yang terkadang berlebihan . Hal ini semakin meruncing ketika muatan politik menjelang pemilu 2014 ikut mengambil peranan. Kritik yang berlebihan ini terkadang membuat Presiden SBY menjadi serba salah dalam bersikap dan mengambil tindakan. Ada beberapa kejadian atau tindakan presiden SBY dalam beberapa waktu lalu seperti memang kagak ada yang benernya sebagai pemimpin dimana buat buat itu salah buat ini salah, bahkan harus mengklarifikasi tindakan.  Sebagai contoh kecilnya dapat Anda lihat sebagai berikut yaitu :
  1. Saat presiden SBY sedikit membuka diri dengan membuat akun pribadi di jejaring sosial twitter yang tidak sedikit menimbulkan pro kontra dan dan kritik baik mulai model akun yang meniru presiden AS Barack Obama, membayar sejumlah uang untuk verifikasi akun serta hingga dihebohkan mention dari beberapa akun
  2. Proses kenaikan BBM yang dinilai juga kembali cukup menuai kontroversi, dan hangatnya berita BBM dan BLSM sepertinya masih menjadi berita yang cukup enak dikonsumsi. Bahkan memunculkan keretakan hubungan dengan PKS yang berujung pada gonjang ganjing masa depan 3 Menteri dari Kader PKS di Kabinet Indonesia Bersatu II. 
  3. Demikian juga d permohonan maaf Presiden SBY kepada Negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura akibat kabut asap karena pembakaran hutan cukup menjadi kontroversi yang cukup hangat. Bahkan terkait asap ini presiden mesti melakukan klarifikasi kembali.

Hal ini menurut cara Indonesia Bangkit sudah cukup mewakili rasa serba salah yang dialami pemimpin kita. Walaupun sebenarnya masih banyak lagi kejadian atau sikap yang cukup menuai kontroversi sehingga menyebabkan pemimpin dalam posisi buah simalakama termasuk dengan sikap presiden terhadap tiga menteri dari kader PKS juga masih buah bibir dimasyarakat.

Hal ini berbeda 180 derajat dengan respon positif yang diterima oleh kepemimpinan Joko Widodo di Jakarta. Sebagai Gubernur DKI Jakarta yang cukup meraih dukungan positif sejak pemilihan sebagai Calon Gubernur. Hal ini juga berdampak positif dengan respon yang hadir sepanjang perjalanan memimpin DKI lebih kurang 8 bulan. Sebuah kewajaran karena tidak ada manusia yang sempurna sehingga sekali-kali muncul kekhilafan dan kesalahan tersebut, namun kotroversi tidak terlalu meruncing. Adapun beberapa hal yang sempat mencuat kepermukaan yaitu :

  1. Lelang Jabatan Camat dan Lurah yang menuai kritik dari berbagi pihak dan DPRD hingga sempat muncul berita penolakan dari Lurah Warakas yang kemudian berubah, termasuk Cara Indonesia bangkit juga sedikit mengupas masalah ini dan hasilnya kemarin sudah para Camat dan lurah sudah dilantik.
  2. Kartu Jakarta Sehat yang terinformasi sampai terjadi penolakan oleh 16 Rumah sakit swasta di Jakarta dan hampir berujung pada penggunaan hak interpelasi oleh anggota DPRD.
  3. Jakarta MRT yang mendapat penolakan dari warga masyarakat sekitar lintasan MRT atau Fatmawaty.

Ada juga berberapa cerita yang lain namun 3 hal ini bisa perbandingkan dalam kepemimpinan yang serba salah ini. Kedua pemimpin negeri ini sama-sama menuai pro dan kontra, namun kepemimpin SBY lebih menuai respon negatif sedangkan kepemimpinan joko widodo lebih mendapatkan respon positif. Sebagai catatan memang ada sedikit kelemahan dalam perbandingan ini karena SBY mewakili kepemimpinan Nasional sementara Joko widodo mewakili kepemimpin lokal. Maka kurang adil jika kita memperbandingkanya, namun fokus kita disini hanya sebatas melihat respon yang muncul. Bagaimana jika kedua tokoh ini kita balik SBY di posisi jokowi demikian juga sebaliknya seperti halnya tukar nasib yang pernah ditayangkan di salah satu stasiun televise swasta. Bagaimana kira-kira respon masyarakat terhadap sikap yang sama, namun orangnya yang berbeda? Apakah respon yang diterima SBY dan jokowi masih tetap sama atau berbeda. Respon positif atau negative …Monggo.. di silakan untuk mengambil jawaban masing-masing.


Ada beberapa beberapa hal menurut Cara Indonesia Bangkit memberikan kontribusi pada hal ini yakni :
  1. Tingkat kepercayaan dan dukungan masyarakat turut memberikan pengaruh terhadap respon yang muncul dari masyarakat.
  2. Tingkat sensitifitas para pemimpin itu sendiri
  3. Inti permasalahan atau kebijakan yang dilakukan dalam mengatasi permaslahan tersebut.

Disamping ketiga hal ini ada beberapa hal lain, namun seperti bahasa ditelevisi Don’t Try this at Home.. hehe..

Untuk melihat ketiga hal ini, Cara Indonesia Bangkit mengajak Anda membaca cerita dari abu nawas dalam blog sahabat Indonesia Berubah. Cerita ini mungkin bisa menggambarkan kondisi Maju Kena Mundur kena : Pemimpin Serba Salah.

Untuk itu di penghujung tulisan ini Cara Indonesia Bangkit mengajak dan menghimbau kita semua, kiranya :

  1. Jika tidak suka dengan pemimpin jangan terlalu benci .. ntar jadi rindu lho… begitu juga jika saat ini mendukung dan cinta dengan seorang pemimpin. Jangan terlalu diagungkan.. ntar malah jadi benci tak berkesudahan.
  2. jika kurang setuju dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemimpin kita, sampaikanlah atau kritiklah dengan bahasa yang lebih santun tanpa harus mencaci maki. Siapa lagi yang akan menghormati pemimpin kita jika bukan kita sendiri sebagai masyarakatnya.
  3. Demikian juga jika kita mendukung sesorang pemimpin, tidak mendukung secara membabibuta, tetap menjaga kritis dalam tataran tetap mengingatkan, jangan sampai pemimpin kita terbuai oleh sikap kita sendiri yang pada akhirnya secara tidak sengaja malah menjerumuskan.

Mudah-mudahan tulisan singkat ini bisa menjadi pengingat bagi kami khususnya dan kita semua pada umumnya untuk membangkitkan Indonesia menuju Indonesia baru Afdol melalui para sahabat Indonesia Berubah. Mari kita mulai jujur dengan diri sendiri dan menghindari kemunafikan dalam pencitraan calon-calon pemimpin bangsa sekaligus untuk kesuksesan diri kita sendiri. Akhir kate mohon maaf jika ada yang kurang berkenan di hati atau menyakiti, tiada lain untuk kepentingan kita bersama. Kalau ada salah kate itu datangnya dari kami semua, dan kalau ada yang cocok untuk Indonesia Bangkit adalah karunia sang pencipta.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Masuk Kena Keluar Kena : Pemimpin Serba Salah"