Pecahnya Umat Islam dan dibalik Pelarangan Takbiran Keliling di Ibukota Jakarta

Kita mengetahui bahwa terdapat dua hari raya dalam islam yaitu Idul fitri dan Idul Adha. Dan ketika memasuki terdapat sebuah tradisi yang sangat erat di negeri ini. Tidak tahu kapan dimulainya dan siapa yang memulainya sehingga tradisi begitu meriah. Mungkin jarang sekali kita melewatkan momen takbiran keliling, setidaknya waktu kecil baik pawai dengan jalan maupun dengan berkenderaan. Cukup meriah dan semarak sehingga tidaklengkap atau seperti belum lebaran kita belum takbiran keliling.

Oleh karenanya Umat islam cukup kaget ketika di Ibukota Jakarta yang notabene penduduk 80% muslim pada tahun terjadi pelarangan Takbiran keliling. Tidak jelas alasan dibalik pelarangan Takbiran keliling. Apakah karena pemimpin non muslim sehingga melarang? Tidak tepat juga alasan seperti itu karena banyak juga daerah yang dipimpin non muslim, justeru memfasilitasi pelaksanaan takbir keliling bahkan ada yang diperlombakan.

Oleh karena itu pelarangan di takbiran keliling menuai pro dan kontra di masyarakat dan tokoh agama. Tokoh agama juga terpecah seperti terblok dalam sekat-sekat. Setidaknya ada tiga kelompok dalam menyikapi pelarangan takbir keliling di ibukota Jakarta ini yaitu :
  1. mendukung pemerintah dengan membenarkan pelarangan takbiran keliling. 
  2. menyarankan agar umat melakukan takbiran cukup di masjid karena yang dilarang bukan takbiran tapi takbiran kelilingnya.
  3. Mengecam pelarangan yang dilakukan pemerintah
  4. menentang pelarangan pemerintah provinsi dan bahkan sampai berani menantang polisi untuk menangkap mereka dengan tetap melakukan takbiran keliling. 

Mengemukanya kelompok-kelompok pro kontra ini karena ketidakadilan atau diskriminasi antara acara umum dengan acara keagamaan. Disamping itu memang berita media juga tidak memberikan penjelasan yang jelas sehingga menjadi simpang siur. Hal ini dapat dilihat dari beberapa berita antara lain :
Pecahnya Umat Islam dan dibalik Pelarangan Takbiran Keliling di Ibukota Jakarta


Untuk Indonesia bangkit kiranya kedepan pemerintah dapat lebih adil dalam kepada masyarakatnya. Hal ini berguna untuk tidak memunculkan rasa ketidakadilan ditengah-tengah masyarakat dan antar umat beragama. 

Dan umat Islam sendiri dapat lebih bijak untuk menyikapi pelarangan takbir keliling. Kita jadikan pelajaran untuk mengkaji seperti apa takbiran yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabat Tabi tabi’in. Lihat Tulisan Hikmah Pelarangan Takbiran Keliling di Ibukota Jakarta.

Semoga ke depan pemerintah dan masyarakat dapat lebih meningkatkan komunikasi, sehingga terjalinkan hubungan yang saling mengisi. Pemerintah yang melayani dan masyarakat santun sebagai salah satu modal untuk Indonesia Bangkit.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pecahnya Umat Islam dan dibalik Pelarangan Takbiran Keliling di Ibukota Jakarta"